Celengan PKKC. Dari Kecil Menjadi Besar

Kotak Kecil Celengan/tabungan ini bertuliskan ‘Gerakan 1000 Gereja, Tabungan Rp. 1000,00 /hari untuk Persembahan Pembangunan Gereja.’ Awal dan niat ini yang mengajak dan mengetuk hati umat Paroki Keluarga Kudus Cibinong mempunyai Rumah Tuhan yang nyaman untuk bersekutu dalam doa dan pujian. Celengan kotak kecil ini masih awet sampai sekarang, besi/kalengnya kuat dan kokoh tanpa karat sampai saat ini. Terima kasih tak terhingga bagi yang sudah memberikan ide, membuat dan mewujudkannya hingga sekarang menjadi gereja yang besar, kuat dan gagah seperti Elang yang mengepakkan sayapnya dan nyaman bernaung di bawahnya.

Sudah satu bulan lebih semarak HUT PKKC ke-50 berlalu.  Salah satu saksi perjalanan terangkum dalam Buku Sejarah 50thn PKKC dengan judul Jejak Iman Di Tanah Pasundan. Membaca ini langsung teringat di benak saya sekitar tahun 2000, bahwa  Jatijajar Yasinta masih berupa Lingkungan yang merupakan bagian dari Wilayah St. Mathias Cimanggis. Ketua Wilayah saat itu Bpk. Dionisius Desirudu/pak Dion berkunjung ke rumah saya sekaligus mengantar surat dsb padahal hujan lebat. Seiring dengan berjalannya waktu, atas masukan RD. Agustinus Suyatno tepat 9 September 2017 Lingkungan Sta. Yasinta statusnya dinaikan menjadi Wilayah Sta. Yasinta dan mempunyai 3 lingkungan yaitu Andreas Bobola, Bunda Teresa dan Ignatius de Loyola. Untuk saat ini Lingkungan St. Ignatius de Loyola adalah lingkungan yang paling sedikit jumlah Kartu Keluarga Katoliknya yaitu 29 KK dan  Wilayah Sta. Yasinta sendiri merupakan Wilayah termuda/terakhir, sebaliknya untuk Wilayah St. Mathias merupakan wilayah tertua/paling awal di PKKC. Hasil pemekaran dari Wilayah St. Mathias ada 2(dua) Wilayah yaitu Wilayah St. Yohanes Penginjil di Vila Pertiwi dan sekitarnya serta Wilayah Sta. Yasinta daerah sekitar Jatijajar Simpang Depok.

Tidak heran kalau banyak tokoh-tokoh sejarah gereja di seputaran wilayah ini. Dikatakan dalam Buku Sejarah 50thn PKKC bahwa ternyata Ibu Siwi adalah kakak dari salah satu warga Yasinta, selain itu dua kakak beradik yaitu Bpk. Ignatius Soemarno dan Bpk. Robertus Muryanto. Dokumentasi foto-foto sebagian sumbernya dari Pak Mur, bahkan sampai sekarang Pak Mur masih aktif mendokumentasikan setiap ada kegiatan lingkungan dan wilayah begitu juga pak Marno masih aktif dalam kegiatan lingkungan dan wilayah.Mereka berdua aktif sejak dari OMK sekitar tahun 1997 beserta teman-teman OMK lainnya seperti Bpk. Y. Kasno dan Bpk. Yohanes AE Korro  dari Wilayah St. Mathias,  Bpk. M. Sukirno Wilayah Yohanes Penginjil dan Ibu Andreana Pasiyaningsih beserta alm. Bpk. Tarno (suami Ibu Andreana) dan beberapa yang lain yang salah satu fotonya terlihat dalam Buku Sejarah 50thn PKKC.

Adalagi yang sudah tidak di PKKC, karena sudah menjadi paroki sendiri yang merupakan bagian dari PKKC yaitu Bpk. Frans Tantridharma yang masih aktif di Gereja St. Markus Depok Timur. Bpk. Frans ini yang memberi nama Stasi Maria (sekarang lingkungan St. Maria Wilayah St. Mathias)  seperti dikemukakan dalam Buku Sejarah 50thn PKKC oleh Ketua Lingkungan St. Maria Bpk. Ambrosius Oleh Lolong saat ini. Kebetulan saya sendiri mengenal sosok Pak Frans sudah lama, namun baru tau kalau pak Frans ini dulunya aktif di PKKC. Telisik punya telisik saya jadi tergugah setelah selesai membaca Buku Sejarah 50thn PKKC, semakin banyak hal-hal yang saya ketahui dan semakin banyak hal-hal yang perlu saya gali. Karena memang bagi saya Sejarah itu unik, tidak sembarangan dan tidak mudah untuk dilupakan juga akan selalu diingat serta dikenang. Dari sini saya menemukan tulisan semacam puisi karya Pak Frans yang menggetarkan hati mengenai PKKC yang kala itu berusia 25thn, semuanya tertulis lengkap disini dan merinding membacanya. Demikian juga dii Buku 50thn PKKC sosok foto beliau juga nampak beserta dengan teman-teman OMK pada zamannya.

Buku Sejarah 50thn PKKC ‘ Jejak Iman Di Tanah Pasundan’, yang berisi salah satunya kisah panjang dan foto jaman dulu betapa berat dan hebat perjuangan dari awal para pendahulu kita untuk bahu membahu mempunyai sebuah gereja, setelah gereja ada dan mengembangkan kembali gereja yang lebih besar karena daya tampung yang sudah tak terbendung. Ini bukti iman Katolik semakin bertumbuh di Paroki tercinta yaitu Paroki Keluarga Kudus Cibinong.

Berbicara PKKC bagi saya tidak bisa dilepaskan dengan Lagu Mars PKKC karya Bpk. Antonius Dwijanto dan alm. RD. Agustinus Suyatno. Pak Dwi sekarang aktif di Paroki Vincentius  A Paulo Gunung Puteri yang dulunya paroki ini merupakan bagian dari PKKC juga.  Serentak diadakan lomba koor Mars PKKC antar wilayah saat itu sekitar akhir tahun 2017,  terulang kembali seperti Juni lalu menyongsong HUT PKKC ke-50 diadakan Lomba yang sama namun kali ini di tingkat lingkungan. Bagi Lingkungan yang Hari H tidak bisa ikut, diberi kesempatan satu minggu sebelumnya untuk partisipasi lomba seperti yang diikuti oleh 2 Lingkungan karena bersamaan dengan ziarek yaitu Lingkungan St. Fransiskus Asisi dan St. Ignatius de Loyola. Makna dan  jiwa yang terkandung dalam lagu Mars PKKC menjadi cerminan dan teladan khususnya  umat PKKC. Terima kasih tak terhingga kepada orang-orang baik yang telah menorehkan tinta-tinta  kebaikan dan karya-karya luar biasa baik yang terlihat maupun tidak untuk kebaikan dan perkembangan umat PKKC dan terus bisa dirasakan sampai sekarang ini. Keluarga Kudus Nasareth,……Bahagia Sejahtera Selamanya. Amin.

 

Monica Eka Handayani
Ketua Lingkungan St. Ignatius de Loyola