Perbuatan Kecil yang Berdampak Besar
Sudah setahun kondisi pandemi COVID-19 berlangsung. Dari masa Prapaskah tahun 2020, hingga ke masa Prapaskah di tahun 2021 dilalui. Di tahun ini, tema Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Bogor masih sekitar lingkungan kita, yaitu Hemat Listrik: Sebuah Kenormalan Baru. Listrik di masa sekarang ini telah menjadi sesuatu yang vital; sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Tidak mungkin kita meninggalkan rumah tanpa membawa ponsel, bekerja tanpa komputer, menyimpan makanan tanpa kulkas; pendeknya, segala alat yang kita pakai membutuhkan energi listrik.
Dengan konsumsi listrik yang makin meningkat, tentu kita harus semakin bijak dalam memakai alat-alat yang kita pergunakan. Utamanya karena bahan bakar untuk listrik tersebut terbatas jumlahnya. Namun masa APP ini mengajak kita kembali untuk refleksi: Sudahkah kita bijak dalam memanfaatkan energi listrik, terutama di masa pandemi seperti ini? Saya sendiri telah ‘lalai’ beberapa kali. Ketiduran di depan komputer, misalnya. Atau lupa dengan handphone yang sedang di-charge baterai. Tentunya ada kenaikan pada tagihan listrik saya.
Dalam memakai listrik, kita harus menyadari bahwa cadangan energi kita terbatas. Yang berarti suatu saat akan habis. Bisa-bisa, anak cucu kita tidak bisa menikmati apa yang kita alami pada masa ini. Selain itu, dampak buruk terhadap lingkungan juga ada, semisal bertambahnya gas CO2 es di kutub mencair, suhu bumi meningkat. Bumi semakin menjadi tidak nyaman untuk ditinggali. Ada pepatah bahwa: Bumi ini cukup untuk tujuh generasi, tapi tidak untuk tujuh orang serakah. Keserakahan kita dalam memakai energi berdampak besar bagi orang lain. Seperti contoh di atas, apabila yang ketiduran di rumah adalah saya, tentu saya yang rugi dalam membayar tagihan listrik. Tapi apabila keluarga yang sedang ada di dalam satu kecamatan semuanya boros llistrik, tentu akan berdampak besar pada pemborosan energi.
Penghematan listrik, disadari atau tidak, dimulai dari skala kecil: diri kita dan keluarga kita. Kita bisa membantu mengingatkan untuk mengurangi konsumsi televisi, lampu, computer, AC, dan perangkat listrik lain. Jangan lupa untuk mencabut charge ponsel ketika sudah penuh. Kalau memungkinkan, kita bisa beralih ke lampu hemat listrik, atau menggunakan panel surya sebagai energi alternatif di rumah; juga mengubah layout rumah sehingga memaksimalkan pencahayaan dan pengudaraan alami.
Akhir kata, saya turut mengucapkan Selamat Paskah bagi kita semua. Juga tak hentinya saya mengingatkan agar tidak lupa mengikuti protokol Kesehatan: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Semoga bangkitnya Yesus Kristus mampu membawa kabar baik dan menerangi kita semua. Tuhan memberkati.
Stanislaus Gary Hantono