Memohon Itu Baik Tetapi Bersyukur Itu Lebih Penting Sebagai Ujud Relasi Kita Dengan Tuhan

Sering kita mendengar ada orang yang sharing demikian “ketika saya sedang sedih, kekurangan, banyak masalah, saya sering sekali berdoa. Tempat – tempat ziarah saya kunjungi. Ketika hidup saya sudah mapan, tidak ada banyak masalah, saya justru jarang berdoa.” Mengapa bisa terjadi demikian? ini bisa terjadi karena, banyak orang yang salah mengartikan tentang doa. Mereka menganggap doa hanya sebagai ungkapan permohonan kepada Tuhan. Jikalau permohonannya sudah dikabulkan, tidak diperlukan lagi untuk berdoa. Yang sebenarnya adalah doa merupakan komunikasi kita dengan Tuhan yang harus secara terus menerus terjalin setiap saat dalam kehidupan.

Dalam berdoa kita tidak hanya memohon, akan tetapi juga merupakan ungkapan syukur, pertobatan, terimakasih, pujian. Kita pun akan merasa jengkel apabila ada orang yang datang kepada kita hanya jika membutuhkan pertolongan. Jika tidak butuh pertolongan, menyapa pun tidak. Keadaan atau fakta inilah yang melahirkan sabda – sabda bahagia yang diucapkan oleh Yesus sendiri dalam bacaan injil hari ini.

Orang – orang miskin, berdukacita, lemah lembut, haus akan kebenaran, murah hati, dianiaya karena kebenaran, diungkapkan Yesus sebagai orang – orang yang berbahagia. Hal ini terjadi karena mereka adalah orang – orang yang dekat dengan Tuhan dan terus menggantungkan kebahagiaan hidup kepada Tuhan. Ketika penderitaan yang dialami oleh orang – orang di zaman Yesus dianggap sebagai hukuman Tuhan. Namun melalui sabda – sabda Yesus dalam injil hari ini sungguh mengejutkan. Dimana di dalam penderitaan dan kesulitan justru orang berada pada posisi dekat dengan Tuhan. Kebahagiaan yang mereka alami adalah kebersamaan dengan Tuhan. Kita tidak perlu menunggu sampai penderitan dan kesulitan menghampiri untuk bisa kita dekat dengan Tuhan. Begitu indah ketika kedekatan dengan Tuhan kita jalin disetiap waktu dalam suka maupun duka.

Tuhan Yesus memberkati.

Bernhard Ratno Santoso – Pelayan Luar Biasa PKKC